INILAH.COM, Jakarta - Menteri BUMN Dahkan Iskan meminta dua petugas loket jalan tol di dekat Semanggi agar tidak dijadikan korban.
"Itu (keduanya,red) jangan dijadikan korban. Jangan diberi tindakan keras. Keduanya memang salah tapi bukan salah besar," ujar Dahlan di Tianjin China seperti disampaikan Humas Kementerian BUMN.
Kesalahan terbesar, menurut Dahlan, ada di sistem. "Harus ditanggung bersama-sama, termasuk saya sebagai atasan mereka yang paling atas. Sebaiknya di pintu-pintu tol tertentu mulai jam 05.30 WIB sudah buka semua, terutama jurusan bandara. Kalau jam 06.00 terlalu siang. Jadi biar pun dua petugas tersebut datang tepat waktu pun tetap telah terjadi kemacetan," tukasnya.
"Saya juga setuju dengan masukan dari masyarakat agar pada jam-jam tertentu ada petugas khusus dengan tas pinggang yang berfungsi sebagai "loket berdiri" sebagaimana di pintu-pintu loket Taman Impian Jaya Ancol. Saya juga tidak akan memberikan sanksi apa pun kepada manajemen Jasa Marga sepanjang mereka mau dan menunjukkan perubahan. Tujuan saya tidak untuk menghukum, tapi untuk berubah. Biar dihukum kalau tidak berubah, berarti tujuan yang kita maksud tidak tercapai. Tujuan saya perubahan itu," tandasnya.
Tentang penjualan kartu eToll yang terkesan seret, Dahlan percaya Bank Mandiri bisa mengambil tanggungjawab ini. "Tiga bulan lalu saya sudah ingatkan agar mengutamakan sisi layanan. Kalau Bank Mandiri tidak mampu menjual sebanyak-banyaknya, sebaiknya dibuka untuk semua bank dengan mempertimbangkan ganti rugi untuk Bank Mandiri atau bentuk kompensasi lain. Saya setuju kalau bisa dibuka untuk semua bank penjualan eToll akan lebih cepat. Tapi beri waktu dulu pada Bank Mandiri untuk membuktikan diri. Saya sudah bicara seperti ini langsung ke Bank Mandiri tiga bulan lalu. Mereka menyanggupi. Waktu itu rasanya dijanjikan bulan April bergerak cepat."
"Itu (keduanya,red) jangan dijadikan korban. Jangan diberi tindakan keras. Keduanya memang salah tapi bukan salah besar," ujar Dahlan di Tianjin China seperti disampaikan Humas Kementerian BUMN.
Kesalahan terbesar, menurut Dahlan, ada di sistem. "Harus ditanggung bersama-sama, termasuk saya sebagai atasan mereka yang paling atas. Sebaiknya di pintu-pintu tol tertentu mulai jam 05.30 WIB sudah buka semua, terutama jurusan bandara. Kalau jam 06.00 terlalu siang. Jadi biar pun dua petugas tersebut datang tepat waktu pun tetap telah terjadi kemacetan," tukasnya.
"Saya juga setuju dengan masukan dari masyarakat agar pada jam-jam tertentu ada petugas khusus dengan tas pinggang yang berfungsi sebagai "loket berdiri" sebagaimana di pintu-pintu loket Taman Impian Jaya Ancol. Saya juga tidak akan memberikan sanksi apa pun kepada manajemen Jasa Marga sepanjang mereka mau dan menunjukkan perubahan. Tujuan saya tidak untuk menghukum, tapi untuk berubah. Biar dihukum kalau tidak berubah, berarti tujuan yang kita maksud tidak tercapai. Tujuan saya perubahan itu," tandasnya.
Tentang penjualan kartu eToll yang terkesan seret, Dahlan percaya Bank Mandiri bisa mengambil tanggungjawab ini. "Tiga bulan lalu saya sudah ingatkan agar mengutamakan sisi layanan. Kalau Bank Mandiri tidak mampu menjual sebanyak-banyaknya, sebaiknya dibuka untuk semua bank dengan mempertimbangkan ganti rugi untuk Bank Mandiri atau bentuk kompensasi lain. Saya setuju kalau bisa dibuka untuk semua bank penjualan eToll akan lebih cepat. Tapi beri waktu dulu pada Bank Mandiri untuk membuktikan diri. Saya sudah bicara seperti ini langsung ke Bank Mandiri tiga bulan lalu. Mereka menyanggupi. Waktu itu rasanya dijanjikan bulan April bergerak cepat."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar