Laporan yang muncul dari Kebun Binatang Surabaya semakin mencemaskan.
Setelah Kliwon, jerapah afrika usia 30 yang sakit, kini seekor banteng jawa yang mati.
Pada Selasa (14/3) lalu, banteng ini mengalami patah kaki karena diseruduk
banteng jawa lain saat berebut mendapatkan betina. Salah satu penyebab banteng
bisa saling menyeruduk adalah kandang yang terlalu penuh.
Sebelumnya, Kliwon, jerapah afrika mati dengan gumpalan plastik seberat 18 kg
di dalam perutnya. Diduga, karena kelaparan, maka ia mencari makanan lain. Yang
ia temukan adalah plastik-plastik sisa penampung jajanan yang dibuang oleh para
pengunjung kebun binatang.
Selain nasib banteng jawa dan jerapah afrika, ada harimau yang kurus kering,
dan 180 burung pelikan yang kandangnya kepenuhan. Mereka sampai tak bisa
mengembangkan sayap tanpa mengenai burung lain.
Associated Press sudah menurunkan
laporan khusus soal keberadaan kebun binatang ini. Berita tentang keberadaan
kebun binatang ini pun sudah muncul di Time. Kebun binatang yang hampir berusia
50 tahun ini dulunya adalah kebun binatang dengan koleksi paling lengkap di
Asia Tenggara.
Menurut laporan yang mereka turunkan, kini Kebun Binatang Surabaya (KBS) adalah
mimpi buruk. Permasalahannya bertumpuk, mulai dari hewan yang berkembang biak
tanpa kendali, tak ada dana untuk kesejahteraan hewan, serta kecurigaan bahwa
staf kebun binatang terlibat dalam perdagangan ilegal hewan.
Spesies yang paling istimewa, termasuk komodo dan orangutan yang nyaris punah,
berada di kandang-kandang gelap dan kotor. Mereka makan kacang yang dilempar
melewati pagar oleh para pengunjung yang sibuk tertawa-tawa.
"Ini sangat tragis, tapi tidak mengejutkan untuk ukuran kebun binatang di
Indonesia. Secara keseluruhan, kebun binatang di Indonesia dikelola dengan cara
yang mengerikan," kata Ian Singleton, bekas pengelola kebun binatang yang
kini memiliki program pelestarian orangutan di Sumatra.
KBS sebenarnya sudah mendapat kritik keras dua tahun lalu setelah muncul
laporan 25 dari 4000 hewan yang ada di sana mati tiap bulan, hampir semuanya
secara mendadak. Ada singa afrika, harimau sumatra, dan beberapa buaya.
Pemerintah sudah menunjuk seorang pengelola kebun binatang yang berpengalaman,
Tony Sumampouw, untuk membenahi manajemen kebun binatang. Dia berjuang, dan
agak sukses, menurunkan tingkat kematian hewan sampai 15 ekor per bulan dari
25.
Meski setelah kematian Kliwon pekan lalu, Sumampouw bilang dia sudah menyerah.
Ia yakin kebun binatang membutuhkan "renovasi total". "Kita
harus berpikir soal pengelolaan swasta (privatisasi) atau memindahkan sebagian
hewan."
Dengan harga tiket masuk yang Rp 15 ribu, tidak ada cukup uang untuk memberi
makan hewan. Jangan tanya lagi untuk perbaikan fasilitas kebun binatang.
Salah satu masalah terbesar kebun binatang adalah
jumlah hewan yang terlalu banyak.
Kebanyakan kebun binatang membatasi hewan yang lahir di penangkaran.
Pertimbangannya adalah berapa jumlah hewan yang bisa mereka rawat atau mereka
tukar dengan kebun binatang lain. Sayangnya, kebiasaan 'membatasi kelahiran
hewan' tidak populer di Indonesia. Kontrasepsi hewan mahal dan tidak cukup
fasilitas untuk memisahkan jantan dan betina. Hasilnya, kebun binatang Surabaya
terus berkembang biak.
Ada 180 pelikan yang dikurung di kadang seukuran lapangan bola voli. Di
dekatnya, 16 harimau - 12 dari Sumatra dan 4 dari Bengal - berada di deretan
kandang seperti penjara beton.
Seekor harimau putih, yang orangtuanya diberikan oleh pemerintah India 20 tahun
lalu, kini kulitnya tertutupi penyakit.
Karena jarang dibiarkan keluar, harimau putih ini mengalai komplikasi tulang
belakang yang membuatnya sulit berdiri, apalagi jalan, kata kurator kebun
binatang Sri Pentawati.
"Kami punya terlalu banyak harimau. Kami kesulitan mengeluarkan mereka
mereka untuk bisa berjalan-jalan agar mereka bisa berolahraga."
Rahmat Shah, seorang pemburu yang saat ini menjabat Ketua Asosiasi Kebun
Binatang Indonesia, mengatakan, tidak ada kebun binatang milik pemerintah di
Indonesia yang kondisinya baik. Tapi KBS sangat bermasalah karena permasalahan
internal.
Dua pria yang saling mengklaim sebagai kepala kebun binatang sudah dipecat
beberapa tahun lalu, tapi 'pengikut' mereka di kalangan staf terus melanjutkan
pertikaian tersebut.
Polisi percaya bahwa kematian babi hutan pada Januari lalu berhubungan dengan
konflik tersebut. Mereka menemukan jejak sianida di perut babi hutan.
"Satu pihak selalu berusaha mendiskreditkan pihak yang lain," kata
Ludvie Achmad, kepala badan konservasi lokal.
Sumampouw mengatakan dia tidak bisa mengendalikan staf yang tidak disiplin. Dia
yakin ada tiga komodo yang hilang tahun lalu, dicuri oleh para penjaga, dan
dijual ke perdagangan hewan.
Bahkan penjaga kebun binatang sering dituduh mengambil daging yang awalnya
untuk harimau dan dijual di pasar tradisional.
Nah, setelah semua permasalahan Kebun Binatang Surabaya dipaparkan, apa yang
akan Anda lakukan jika Anda diberi kepercayaan untuk memperbaiki kebun binatang
ini?
Swastanisasi tentu akan menaikkan harga tiket masuk. Setujukah Anda akan opsi
menaikkan harga tiket masuk? Atau malah harga tiket yang naik malah akan
membuat pengunjung jadi sedikit?
Dan bagaimana, menurut Anda, cara menerapkan aturan buat para pengunjung kebun
binatang agar mereka tak memberi makan atau buang plastik sembarangan?
Pada Selasa (14/3) lalu, banteng ini mengalami patah kaki karena diseruduk banteng jawa lain saat berebut mendapatkan betina. Salah satu penyebab banteng bisa saling menyeruduk adalah kandang yang terlalu penuh.
Sebelumnya, Kliwon, jerapah afrika mati dengan gumpalan plastik seberat 18 kg di dalam perutnya. Diduga, karena kelaparan, maka ia mencari makanan lain. Yang ia temukan adalah plastik-plastik sisa penampung jajanan yang dibuang oleh para pengunjung kebun binatang.
Selain nasib banteng jawa dan jerapah afrika, ada harimau yang kurus kering, dan 180 burung pelikan yang kandangnya kepenuhan. Mereka sampai tak bisa mengembangkan sayap tanpa mengenai burung lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar